Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Fungsi Kognitif Perbatasan (borderline intellectual functioning)
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
- Negara referensi: Semua negara
- •
- Pendidikan
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Fungsi kognitif perbatasan adalah kasus khusus yang berada di antara disabilitas intelektual dan orang biasa, dan mereka mengalami kesulitan dalam hal kemampuan kognitif dan keterampilan sosial.
- Orang-orang dengan fungsi kognitif perbatasan secara hukum tidak diakui sebagai penyandang disabilitas, sehingga mereka terpinggirkan dari dukungan dan manfaat sosial, dan menghadapi diskriminasi dan prasangka, yang menyebabkan kesulitan emosional.
- Dukungan sistematis diperlukan agar orang-orang dengan fungsi kognitif perbatasan dapat menjadi anggota masyarakat yang sehat, termasuk pengakuan status hukum, penguatan pendidikan khusus, dukungan psikologis, dan peningkatan kesadaran.
Kecerdasan perbatasan adalah kasus khusus yang berada di antara keterbelakangan mental dan orang biasa. Mari kita pelajari tentang kehidupan orang-orang dengan kecerdasan perbatasan, penyebab dan gejala kesulitan yang mereka alami, serta metode diagnosis. Kami juga akan menawarkan solusi untuk mengatasi diskriminasi sosial dan dukungan.
Dalam masyarakat modern, kemampuan intelektual adalah faktor yang sangat penting. Namun, beberapa orang berada di antara orang biasa dan penyandang disabilitas intelektual. Mereka adalah orang-orang yang memiliki 'kecerdasan perbatasan'. Mereka memiliki IQ sekitar 70-84, yang tidak memenuhi syarat sebagai keterbelakangan mental tetapi menunjukkan kecerdasan di bawah rata-rata.
Keterbatasan Kemampuan Kognitif dan Kesulitan dalam Hubungan Interpersonal
Orang-orang dengan kecerdasan perbatasan tertinggal dari orang biasa dalam hal kemampuan kognitif seperti pemahaman, ingatan, dan penilaian. Terutama mereka mengalami kesulitan dalam berpikir logis dan memahami konsep abstrak. Hal ini menyebabkan mereka mengalami ketidaknyamanan dalam belajar atau bekerja.
Mereka juga menghadapi masalah dalam membangun hubungan interpersonal. Kurangnya keterampilan sosial dan kemampuan komunikasi membuat mereka sulit berbaur dengan kelompok teman sebaya dan mudah terisolasi. Karena alasan ini, mereka juga mengalami masalah emosional seperti rendah diri dan depresi.
Kurangnya Dukungan Sosial dan Penderitaan Diskriminasi
Orang-orang dengan kecerdasan perbatasan tidak diakui secara hukum sebagai penyandang disabilitas. Namun, mereka juga tidak menerima perlakuan yang sama seperti orang biasa. Akibatnya, mereka merasa terpinggirkan di kedua belah pihak, penyandang disabilitas dan non-disabilitas. Mereka tidak dapat menerima manfaat disabilitas, dan mereka juga kesulitan bersaing secara adil dengan orang biasa.
Yang paling penting, tatapan masyarakat terhadap mereka pasti tidak nyaman. Mereka menderita penindasan, diskriminasi, dan penghinaan, dan terkadang mereka menjadi korban kejahatan atau secara tidak sengaja menjadi pelaku kejahatan.
Dukungan Institusional untuk Orang-orang dengan Kecerdasan Perbatasan dan Peningkatan Kesadaran
Realitas orang-orang dengan kecerdasan perbatasan sangat suram. Saat ini diperlukan dukungan sistematis agar mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang sehat.
Pertama, perlu ada kepastian status hukum dan pemberian tunjangan. Mereka harus diberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka melalui penyesuaian sistem klasifikasi disabilitas.
Kedua, perlu ada kesempatan pendidikan khusus dan pelatihan kerja. Hal ini untuk membantu mereka menjadi mandiri dan beradaptasi dengan masyarakat.
Ketiga, diperlukan gerakan peningkatan kesadaran di seluruh masyarakat. Kesadaran yang tepat tentang orang-orang dengan kecerdasan perbatasan harus ditingkatkan untuk menghilangkan diskriminasi dan prasangka.
Keempat, perlu ada sistem dukungan psikologis, termasuk konseling dan terapi. Penting untuk meringankan penderitaan emosional mereka.
Klasifikasi IQ
130 atau lebih Orang Berkemampuan Tinggi (2% teratas)
120 - 129 Luar Biasa (9% teratas)
110 - 119 Rata-Rata Tinggi (25% teratas)
90 - 109 Rata-Rata (25% - 73%)
80 - 89 Rata-Rata Rendah (23% terbawah)
70 - 79 Kecerdasan Perbatasan (8% terbawah)
50 - 70 Keterbelakangan Mental Ringan (2% terbawah)
35 - 49 Keterbelakangan Mental Sedang (0,034% terbawah)
34 atau kurang Keterbelakangan Mental Berat - Sangat Berat (0,00054% terbawah)
Penyebab dan Gejala Kecerdasan Perbatasan
Penyebab kecerdasan perbatasan sangat beragam. Secara bawaan, ada kelainan kromosom, penyakit genetik, dan sebagainya. Secara turun-temurun, ada penganiayaan anak, lingkungan pendidikan yang buruk, kerusakan otak akibat kecelakaan, dan sebagainya.
Gejala utamanya meliputi pemahaman dan ingatan yang rendah, kurangnya kosakata, masalah komunikasi, dan sebagainya. Mereka juga menunjukkan tanda-tanda seperti kurangnya kepekaan, tidak mematuhi aturan yang tidak tertulis, dan kurangnya sosialisasi. Pola perilaku yang berbeda dari orang biasa membuat mereka sulit berbaur.
Diagnosis dan Karakteristik Kecerdasan Perbatasan
Orang-orang dengan kecerdasan perbatasan biasanya didiagnosis melalui Tes Kecerdasan Wechsler. IQ 70-84 diklasifikasikan sebagai kecerdasan perbatasan. Namun, seringkali sulit untuk membedakan dengan keterbelakangan mental.
Secara khusus, mereka tidak mengalami kesulitan besar dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mereka mengalami ketidaknyamanan yang cukup besar dalam belajar atau bekerja. Selain itu, kurangnya sosialisasi menyebabkan masalah dalam membentuk hubungan interpersonal. Beberapa di antara mereka juga terpapar kejahatan.
Solusi untuk Orang-orang dengan Kecerdasan Perbatasan
Pertama, kepastian status hukum sangat mendesak. Hal ini diperlukan untuk memberikan dukungan dan tunjangan yang sesuai untuk mereka.
Kedua, pendidikan khusus dan program pelatihan kerja diperlukan. Hal ini untuk membantu mereka menjadi mandiri dan beradaptasi dengan masyarakat.
Ketiga, dukungan psikologis seperti konseling, terapi, dan pendidikan orang tua juga penting. Hal ini akan membantu dalam mengatasi kesulitan emosional dan meningkatkan pemahaman keluarga.
Keempat, gerakan untuk menghilangkan diskriminasi dan meningkatkan kesadaran harus dilakukan secara bersamaan. Sangat penting untuk menghilangkan prasangka terhadap orang-orang dengan kecerdasan perbatasan dan membangun rasa hormat.
Orang-orang dengan kecerdasan perbatasan juga merupakan anggota masyarakat yang sehat. Dengan perhatian dan kepedulian terhadap mereka, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik.