![translation](https://cdn.durumis.com/common/trans.png)
Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Akrilamida dalam makanan hangus adalah zat kimia yang dihasilkan selama proses pemanasan, dan penelitian tentang dampaknya pada tubuh manusia sedang berlangsung.
- Meskipun percobaan pada hewan menunjukkan kemungkinan kanker, hingga saat ini belum ada bukti langsung bahwa akrilamida menyebabkan kanker pada manusia, dan penelitian lebih lanjut diperlukan pada tanggal 30 Mei 2024.
- Industri makanan sedang berupaya untuk mengurangi pembentukan akrilamida, dan secara pribadi kita juga dapat mengurangi asupan akrilamida melalui cara memasak, seperti merendam kentang goreng dalam air sebelum menggoreng.
Kebanyakan orang tahu bahwa makanan hangus buruk bagi tubuh kita. Hal yang paling sering disebutkan tentang konsumsi makanan hangus adalah bahwa makanan hangus menyebabkan kanker, namun sebenarnya tidak ada hasil penelitian yang pasti. Ini adalah topik yang masih memerlukan penelitian tambahan di masa depan.
Makanan Hangus dan Akrilamida: Penyelidikan Ilmiah
Para ilmuwan telah menemukan bahwa makanan hangus, terutama makanan yang diproses dengan panas, menghasilkan zat kimia yang disebut akrilamida. Sebuah penelitian di Universitas Stockholm pada tahun 2002 mengonfirmasi bahwa akrilamida terbentuk saat makanan seperti kentang, roti, dan biskuit dipanaskan pada suhu 120°C atau lebih tinggi.
Akrilamida dianggap berbahaya bagi manusia dalam berbagai hal, dan penelitian telah dilakukan untuk mengungkap dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Akrilamida dan Kesehatan
Penelitian sedang berlangsung mengenai dampak akrilamida terhadap sel saraf dalam tubuh manusia dan risiko penyakit saraf. Para ilmuwan berpendapat bahwa akrilamida memiliki sifat neurotoksis, tetapi mekanisme pasti tentang bagaimana hal itu bekerja masih belum diketahui.
Namun, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa akrilamida dapat menyebabkan kanker dan telah dikemukakan teori bahwa akrilamida dapat menyerang protein struktural di dalam sel saraf atau merusak sel saraf.
Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa akrilamida dapat dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif seperti demensia. Namun, penelitian tersebut kemudian terbukti tidak adil, karena jumlah akrilamida yang digunakan dalam percobaan pada hewan sama dengan manusia mengonsumsi sekitar 2 ton akrilamida dalam sekali makan, sehingga kesimpulan tentang bagaimana akrilamida sebenarnya memengaruhi manusia masih belum jelas.
Akrilamida pada Anak-Anak dan Ibu Hamil
Hubungan antara akrilamida dan dampaknya pada anak-anak dan ibu hamil juga merupakan isu penelitian yang penting. Menurut asisten profesor Federica Laguzzi dari Institut Karolinska Swedia, akrilamida makanan dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf pada anak-anak, dan dalam kasus wanita hamil, ia menemukan hubungan antara paparan akrilamida dan peningkatan risiko berat badan lahir rendah, lingkar kepala, dan panjang pada bayi baru lahir.
Namun, meskipun diklasifikasikan sebagai "zat yang berpotensi menyebabkan kanker" selama 30 tahun, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa akrilamida secara langsung menyebabkan kanker pada manusia.
Sebuah penelitian di Belanda menemukan bahwa wanita yang terpapar akrilamida lebih banyak berisiko terkena kanker endometrium dan kanker ovarium, dan juga menemukan hubungan dengan peningkatan risiko kanker ginjal, tetapi ini tidak pasti dan belum dikonfirmasi oleh peneliti lain di luar Belanda.
Karsinogen Benzenopirena
Benzenopirena pada awalnya adalah zat yang mengandung karbon, semua zat organik yang terbakar akan menghasilkan zat ini, yang biasanya ditemukan dalam jelaga kendaraan diesel atau asap rokok, dan diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 1 IARC.
Kisah tentang benzenopirena ini muncul setelah diumumkan bahwa benzenopirena terdeteksi dalam roti panggang yang disukai orang Barat, tetapi sampai sekarang belum ada kasus kanker yang dikonfirmasi akibat roti panggang.
Jika benzenopirena masuk ke sistem pencernaan, itu akan dipecah oleh enzim di usus kecil dan dinding usus itu sendiri terus-menerus terkelupas dan tumbuh kembali, sehingga sangat kecil kemungkinan terkena kanker hanya karena makan roti panggang.
Tindakan Industri Makanan
Pada tahun 2010, Komisi Bersama FAO/WHO tentang Adiktif Makanan menyatakan bahwa penelitian jangka panjang lebih lanjut diperlukan untuk menarik kesimpulan tentang hubungan antara akrilamida dan kanker, tetapi mereka juga menyarankan untuk mengurangi kadar akrilamida dalam makanan.
Industri makanan telah mengambil langkah-langkah dan upaya untuk mengurangi kadar akrilamida, terutama dalam penelitian dan investasi sumber daya untuk mengurangi kemungkinan pembentukan akrilamida dalam produk yang terbuat dari gandum. Biji gandum mengandung zat yang disebut asparagin, yang terkait dengan pembentukan akrilamida.
Oleh karena itu, para peneliti telah berupaya untuk meningkatkan proses ini menggunakan teknik rekayasa genetika, dan beberapa produk telah berhasil mengurangi kandungan akrilamida secara signifikan.
Mengelola Akrilamida dalam Memasak di Rumah
Untuk mengurangi asupan akrilamida dalam kehidupan sehari-hari, Anda perlu berhati-hati saat memasak di rumah. Misalnya, saat membuat kentang goreng, merendam kentang yang sudah dipotong dalam air panas selama 10 menit dapat mengurangi pembentukan akrilamida hingga 90%.
Kesimpulan dan Prospek
Masih banyak yang harus dilakukan untuk membuktikan hubungan pasti antara akrilamida dan risiko kanker dan masih perlu diteliti lebih lanjut, tetapi yang penting adalah berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, bijaksana untuk menjaga pola makan yang sehat dan mengurangi akrilamida sebisa mungkin.