Subjek
- #Aplikasi TikTok
- #Kecanduan
- #Pengalaman yang Disesuaikan dengan Pengguna
- #Keamanan Data Pribadi
- #Gulir Tanpa Henti
Dibuat: 2024-04-13
Dibuat: 2024-04-13 16:14
Aplikasi TikTok, yang paling banyak diunduh di dunia, diklaim memiliki lebih dari 1 miliar video yang ditonton setiap harinya. Bahkan jika Anda tidak menggunakannya secara aktif, Anda pasti pernah melihat atau mendengar video TikTok saat menjelajahi internet. Meskipun TikTok mendapat banyak sorotan negatif, mari kita bahas seberapa berbahayakah TikTok sebenarnya.
TikTok mengalami pertumbuhan pesat sejak tahun 2020 dan menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia. Di India, TikTok secara konsisten menempati peringkat teratas dalam daftar aplikasi yang paling banyak diunduh, yang menunjukkan popularitasnya yang luar biasa. Bahkan setelah pemerintah India melarang TikTok, popularitas aplikasi ini tetap tinggi, dan platform lain dengan cepat muncul sebagai penggantinya.
Algoritma unik TikTok menganalisis minat dan perilaku pengguna untuk memberikan video yang sesuai dengan preferensi mereka. Misalnya, TikTok melacak konten yang sering ditonton dan video yang berinteraksi dengan pengguna, kemudian menyarankan video berikutnya berdasarkan data tersebut. Proses ini mendorong pengguna untuk menghabiskan lebih banyak waktu di TikTok, dan yang terpenting adalah rekomendasi yang berpusat pada pengguna ini dilakukan melalui algoritma.
Fitur scroll tanpa henti TikTok secara otomatis memutar video baru setiap kali pengguna menggulir ke bawah. Ini adalah elemen desain yang bertujuan untuk meningkatkan durasi penggunaan aplikasi, sehingga pengguna menghabiskan waktu yang lama di TikTok. Hal ini dapat menyebabkan masalah konsentrasi dan penurunan daya ingat. Nyatanya, menggulir selama beberapa jam dapat membuat pikiran menjadi kacau, dan ini bisa menimbulkan masalah dalam belajar atau bekerja.
Aplikasi seperti TikTok dapat berinteraksi dengan reseptor dopamin di otak, sehingga memicu kecanduan. Dopamin adalah neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang dan penghargaan, dan dapat meningkat saat menggunakan aplikasi. Akibatnya, pengguna cenderung terus menggunakan TikTok dan menggulir layar untuk mendapatkan lebih banyak dopamin. Kecanduan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, dan dampaknya lebih besar pada anak-anak dan remaja.
TikTok mengumpulkan informasi pengguna, dan informasi ini dapat dibagikan dengan pengiklan dan "mitra tepercaya". TikTok mengumpulkan data perangkat, lokasi, metadata, cookie, dan lainnya. Informasi ini tidak dijual kepada pihak ketiga, tetapi tetap memunculkan kekhawatiran tentang perlindungan privasi pengguna. Beberapa perusahaan menggunakan TikTok untuk memahami preferensi dan kebiasaan pengguna, kemudian memanfaatkannya untuk iklan.
TikTok memiliki kebijakan privasi khusus untuk anak di bawah 13 tahun, tetapi kebijakan ini hanya berlaku untuk anak-anak yang tinggal di Amerika Serikat. Anak-anak yang terpapar algoritma rekomendasi TikTok berpotensi menemukan konten yang tidak sesuai dengan usia mereka, yang dapat berdampak negatif pada anak-anak. Selain itu, TikTok pernah digugat karena diduga mengumpulkan data biometrik anak di bawah umur tanpa izin, yang semakin meningkatkan kekhawatiran tentang perlindungan privasi anak.
TikTok diawasi oleh pemerintah Amerika Serikat dan badan pengatur internasional. Pemerintah Amerika Serikat mengklaim bahwa TikTok dapat mengakses data pengguna Amerika, dan menyatakan kekhawatirannya. Badan pengatur di Eropa telah menjatuhkan denda kepada TikTok dan menerapkan aturan yang ketat terkait perlindungan data pengguna. Kontroversi hukum ini merupakan pertimbangan penting bagi masa depan TikTok dan perlindungan data pengguna.
Untuk menggunakan TikTok dengan aman, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut. Minimalkan informasi pribadi yang Anda bagikan, dan perkuat keamanan akun Anda melalui pengaturan. Saat memposting, hindari berbagi informasi lokasi/sekitar, dan ubah pengaturan akun menjadi pribadi alih-alih publik untuk melindungi privasi. Selain itu, kelola daftar teman Anda dan batasi unduhan aplikasi untuk mengurangi jejak digital. Langkah-langkah ini dapat membantu memperkuat perlindungan diri Anda.
Komentar0