Subjek
- #Keamanan Internasional
- #Persaingan Senjata
- #Kebijakan Pertahanan
- #Senjata Nuklir
- #Keamanan Nasional
Dibuat: 2024-04-15
Dibuat: 2024-04-15 12:19
Berbagai alasan menyebabkan beberapa negara mengadopsi kebijakan pertahanan yang ketat, termasuk senjata nuklir. Secara global, terdapat lebih dari 13.000 senjata nuklir, dan sebagian besar jauh lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Lalu, negara mana yang memiliki senjata nuklir terbanyak?
Korea Utara, yang memiliki sistem politik paling terisolasi di dunia, memulai pengembangan senjata nuklir pada 1980-an, mengabaikan kesepakatan dan sanksi internasional. Saat ini, Korea Utara memiliki 20 hulu ledak nuklir, menjadikannya negara dengan senjata nuklir terbanyak urutan ke-9 di dunia. Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, dianggap sebagai ancaman bagi keamanan internasional dan perdamaian dunia.
Israel memiliki 90 hulu ledak nuklir, menjadikannya negara dengan senjata nuklir terbanyak urutan ke-8 di dunia. Israel memulai pengembangan senjata nuklir pada 1960-an, tetapi secara resmi tidak mengakui kepemilikan senjata nuklir tersebut. Israel mempertahankan senjata nuklir untuk keamanan nasional dengan kekuatan militer yang kuat.
India sebenarnya memiliki 160 hulu ledak nuklir, yang mungkin mengejutkan banyak orang. India mengembangkan program senjata nuklirnya sendiri pada akhir 1960-an dan melakukan uji coba nuklir pertamanya pada 1974. Saat ini, India mengadopsi kebijakan "larangan penggunaan senjata nuklir secara preemptif", yang menyatakan bahwa senjata nuklir hanya akan digunakan sebagai tindakan balasan.
Pakistan, yang dulunya merupakan jajahan Inggris, memiliki total 165 hulu ledak nuklir. Pakistan melakukan uji coba nuklir pertamanya pada 1998 sebagai tanggapan atas program nuklir India. Sama seperti India, Pakistan juga mengadopsi kebijakan "larangan penggunaan senjata nuklir secara preemptif", tetapi persaingan senjata nuklir antara kedua negara meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Inggris berada di peringkat ke-5 dengan kepemilikan 225 hulu ledak nuklir. Inggris memulai pengembangan senjata nuklir pada 1950-an bersama Amerika Serikat dan sejak itu mempertahankan senjata nuklir yang kuat. Inggris mempertahankan senjata nuklir untuk menjaga keamanan nasional, tetapi kemungkinan penggunaan senjata nuklir rendah karena alasan politik.
Prancis memiliki total 290 hulu ledak nuklir, menempati peringkat ke-4 di antara negara-negara pemilik senjata nuklir. Prancis memulai program senjata nuklirnya sendiri pada 1960-an dan dilaporkan menyimpan hulu ledak nuklir dalam misil dan kapal selam. Prancis menerapkan kebijakan "larangan penggunaan senjata nuklir secara preemptif" yang ketat untuk membatasi penggunaan senjata nuklir.
Tiongkok memiliki total 350 hulu ledak nuklir dan menempati peringkat ke-3 di antara negara-negara pemilik senjata nuklir. Tiongkok memulai pengembangan senjata nuklir pada 1960-an dan terus melakukan penelitian senjata nuklir sejak saat itu. Senjata nuklir Tiongkok dianggap sebagai alat untuk mempertahankan keamanan nasional dan pengaruhnya.
Amerika Serikat memiliki total 5.428 senjata nuklir, menempati peringkat ke-2 di antara negara-negara pemilik senjata nuklir. Amerika Serikat memulai penggunaan senjata nuklir pada 1945 dengan menjatuhkan bom atom dan hingga kini masih mempertahankan senjata nuklir yang kuat. Amerika Serikat berupaya menjaga keamanan internasional dengan mengandalkan prinsip "pencegahan" untuk mencegah serangan nuklir dari negara lain. Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki semuanya memiliki senjata nuklir Amerika Serikat.
Rusia memiliki total 5.977 senjata nuklir, menempati peringkat pertama di antara negara-negara pemilik senjata nuklir. Rusia telah menjadi negara dengan senjata nuklir yang besar sejak era Perang Dingin, ketika bersaing dengan Amerika Serikat dalam pengembangan senjata nuklir. Baru-baru ini, kekhawatiran akan perluasan senjata nuklir meningkat karena konflik dengan Ukraina. Setelah Juni 2023, pemimpin Rusia dan Belarusia mengklaim bahwa banyak senjata nuklir berada di Belarusia, yang meningkatkan ketidakstabilan di dunia.
Komentar0